Diberdayakan oleh Blogger.

Tanda Dan Penanganan Dehidrasi Pada Bayi

Di Negara Indonesia, sejak tahun 1990-an, penyakit diare merupakan puncak atau penyebab kematian terbanyak (23.2%) bagi bayi dan anak-anak. Menurut definisi Hippocrates, diare merupakan buang air besar dengan jumlah yang tidak normal, cenderung meningkat, konsistensi tinja menjadi lebih lembik atau cair. Definisi kemudian diperjelas oleh Jabatan Kesihatan, Diare adalah suatu keadaan di mana seseorang buang air besar dengan konsisten lembek atau cair, bahkan bisa berupa air saja dan kekerapannya lebih dari 3x dalam satu hari.


Mengapa Bayi dan Anak Rentan Terkena Penyakit Diare?

Ada Banyak penyebab mengapa bayi dan anak lebih sering terkena diare berbanding dengan orang dewasa. Selain karena saluran pencernaan yang belum berkembang sempurna, faktor kebersihan juga memegang peranan penting. Secara garis besar, penyebab diare dapat dikumpulkan dalam 6 golongan besar iaitu infeksi (disebabkan oleh bakteria, virus atau serangan parasit), malabsorption, alergi, keracunan, Imunodefisiensi, dan sebab-sebab lain. Pada kanak-kanak, penyebab yang sering dijumpai di lapangan adalah diare yang disebabkan jangkitan dan malabsorption. Sedangkan pada dewasa biasanya disebabkan oleh keracunan.

Dehidrasi Pada Anak Bisa Menyebabkan Kematian

Peningkatan pengeluaran tinja dalam sehari boleh mengurangkan jumlah cairan dalam tubuh anak dalam waktu yang singkat. Terlebih jika kanak-kanak mengalami muntah dan sukar makan, keseimbangan asam basa dan elektrolit tubuh juga akan terganggu. Anak akan jatuh pada keadaan dehidrasi. Tentunya hal ini membahayakan dan boleh menyebabkan kematian pada anak.

Kekurangan air pada diare menjadi tolak ukur pengendalian diare. WHO membagikan derajat dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan Larutan hipertonik plasma boleh dibahagikan menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan hipertonik. Untuk derajat yang berdasarkan Larutan hipertonik plasma biasanya dilakukan oleh doktor dengan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagai orang tua, kita harus memberi perhatian kepada banyaknya cairan yang hilang akibat diare pada anak. Ibu bapa harus paham tanda-tanda dehidrasi, sehingga nantinya jeli melihat keadaan si kecil ketika diare. Pengendalian dehidrasi yang tepat mampu meningkatkan angka kesembuhan dan mempersingkat lama penyembuhan. Yuk, kenali tanda-tanda berikut ini.

Tanda Bayi Dehidrasi

1. Perhatikan keadaan umum si kecil

Derajat dehidrasi boleh dilihat secara sepintas dari keadaan umum anak. Biasanya pada dehidrasi ringan, anak masih sadar dan sangat cerewet. Anak masih mau untuk minum karena sangat haus. Jika kekeringan berterusan ke derajat yang sedang, anak masih boleh kelihatan cerewet, gelisah, namun sudah malas untuk minum. Kadang-kadang anak juga kelihatan mengantuk, namun tidak sering. Tetapi, berhati-hati, jika pada masa diare pada kanak-kanak kelihatan lebih banyak mengantuk, tertidur, lemas, berpeluh, dan kaki-tangannya sejuk sehingga kelihatan kebiruan, itu artinya keadaan tersebut sudah masuk pada tahap yang berat. Anak mengalami penurunan kesedaran dan akan berakhir dengan koma.

2. Perhatikan ubun-ubun besar
Ubun-ubun besar pada bayi dan kanak-kanak berusia kurang dari 2 tahun belum menutup sempurna. Untuk itu, derajat dehidrasi boleh kelihatan cukup jelas dari bentuk ubun-ubun besar. Pada dehidrasi ringan, bentuk ubun-ubun besar (Uub) anak masih kelihatan normal. Sedangkan pada dehidrasi sedang, Uub tampak mulai tenggelam dan semakin mencekung saat dehidrasi berat.

3. Perhatikan pola pernafasan dan hitung nadi anak

Pola pernafasan dan denyut nadi juga menjadi petunjuk untuk mengenali derajat dehidrasi pada bayi. Pada dehidrasi ringan, pola nafas dan denyut nadi masih normal yakni di bawah 120 kali per menit. Namun jika sudah masuk ke dehidrasi sedang, nafas mulai dalam dan denyut nadi pun cepat dan lemah. Denyut nadi biasanya berkisar 120-140 kali per menit. Pada dehidrasi berat, pola nafas abnormal yakni nafas cepat dan dalam. Nadi biasanya sukar diraba, jika pun dirasai biasanya <120 kali per minit.

4. Perhatikan air mata dan membran mukus (selaput lendir)

Air mata merupakan salah satu penunjuk jumlah cairan tubuh. Jika kanak-kanak menangis dan masih mengeluarkan air mata, dehidrasinya masih ringan. Dapat air mata sudah tidak ada, masuk ke dehidrasi sedang. Bila mata sangat kering, kanak-kanak sudah berada di derajat berat.

Membran mukus atau selaput lendir dapat dilihat dari mulut. Pada dehidrasi ringan, mulut masih lembap, sedangkan pada dehidrasi sedang, mulut kelihatan kering dan semakin sangat kering pada dehidrasi berat.

5. Perhatikan pengeluaran air seni
Pada dehidrasi ringan, air seni berwarna kuning, tetapi anak masih sering buang air kecil. Pada dehidrasi sedang, anak sudah jarang buang air kecil dan warna air seni semakin pekat. Anak tidak lagi buang air kecil pada dehidrasi berat.

Lalu Apa yang perlu dilakukan apabila melihat gejala dehidrasi pada anak?

Kita perlu aktif mencegah agar anak tidak jatuh pada keadaan dehidrasi. Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan jika sudah ada tanda-tanda dehidrasi. Cara mencegah dehidrasi sebelum anak dibawa ke dokter, cukup mudah. Berikan larutan gula-garam (ORS) yang dapat dibuat sendiri di rumah dengan takaran khusus. Jika tidak ada, kanak-kanak boleh diberikan cairan rumah tangga contohnya air tajin, kuah sayur, sari buah-buahan, air teh, dan air matang. Semoga Bermanfaat

0 Responses to “Tanda Dan Penanganan Dehidrasi Pada Bayi ”

Posting Komentar